Bicara ini ku titipkan buat setiap insan yang bernyawa dan masih lagi bernafas di bumi TUHAN. Termasuk juga buat diri ini. Sesekali, teguran menjengah corong telinga ku. Bukan mahu menidakkannya, tetapi, teguran ada caranya. Dan bagi ku.. dalam dunia ini tidak ada seorang pun yang sempurna, jadi.. jangan pula sesuatu teguran itu, dituntaskan dengan cara seolah-olah si penegur itu sudah sempurna, tiada cacat celanya. Jangan pula teguran itu disampaikan seolah-olah, mereka yang bersalah itu, terlalu buruk! Ya.. mungkin pada pandangan diri, itulah yang terbaik. Tetapi, cuba letakkan diri kita di tempat mereka yang ditegur. Apa agaknya rasa yang menerjah ruang hati apabila kita ditegur dengan cara seolah-olah yang kita ini terlalu jahat. Menegur tidak salah, tapi biar betul caranya. Peringatan ini buat diri ini, yang kadang-kadang terlupa akan hakikat diri. Apa-apapun.. yang pasti, teguran itu membina, sedangkan pujian itu membunuh.
"Manis bicara indah tutur kata
Tak seindah rupa pengertiannya
Lembutnya lidah mengata nista
Lidah yang tiada bertulang
Mengadu domba
Serta memfitnah sesama saudara
Terkadang aku berfikir sendirian
Perlukah amarahku dibiar terus menyala
Membakar membara dengan rasa bangga
Mencela mereka dengan kata-kata
Kata ibarat pedang
Yang tajamnya bisa membunuh lawan
Kata-kata yang berhikmah
Menyedarkan kita
Kata madah pujangga
Bisa menjadi pedoman manusia
Jagalah bahasa kata kita
Jangan disalah guna
Yang merah itu saga
Yang kurik itu kendi
Yang indah itu bahasa
Yang cantik budi pekerti
Terkadang aku mentaksir manusia
Kurniaan Tuhan telah banyak dikhianati
Mencerca, menghina, dustanya bicara
Menyusun nista dengan kata-kata
Terlajak perahu masih boleh diundur lagi
Terlajak kata buruk padahnya
Terlajak perahu masih boleh diundur lagi
Terlajak kata hilang percayaHilang percaya..."wallahualam..
wassalam..
anaqi.norsyafiqahsaifulanuar
No comments:
Post a Comment